CIKAPUNDUNG adalah sungai yang sangat populer di Kota Bandung. Aliran sepanjang 28 kilometer itu memotong pusat Kota Bandung di Jalan Asia Afrika yang juga tak kalah populer. Sungai Cikapundung juga sejajar dengan Jalan Braga yang jadi ikon Parijs van Java. Tak heran, pada 1960-an nama sungai tersebut diabadikan dalam lagu yang dibawakan Titim Fatimah, "Cikapundung", juga dalam lagu pop Sunda "Sorban Palid". Menurut warga Belanda, Dr Hidding (1935) dalam esai tentang sisindiran, "Kali Cikapundung Loro-loroning Atunggal", dua tapi satu. Jelas, Sungai ini telah melintasi dan penting bagi tiga peradaban di Jawa Barat, yaitu prasejarah, Sunda klasik, dan masa kolonial. Total daerah wilayah sungai itu sekitar 154 kilometer persegi atau 15.400 hektare. Sungai itu melintasi 11 kecamatan di dua kabupaten dan satu kota, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Namanya berasal dari bahasa Sunda, cai (air) dan nama tanaman kapundung atau kepundung (Baccaurea spp). Sungai Cikapundung berasal dari Curug Ciomas, Lembang, atau hulunya di Bukit Tunggul. Ada juga yang mengatakan berhulu di Maribaya Kabupaten Bandung Barat dan berujung di Sungai Citarum di Baleendah atau dulunya Karapyak, Kabupaten Bandung. Sungai di tengah kota ini pernah beberapa kali kebanjiran sejak masa kolonial pada 1919 hingga menjelang kemerdekaan 1945. Oleh pemerintah kolonial, selain tersedia program perbaikan bantaran sungai, juga dibangun lintasan kereta api atau viaduk di atas sungai dan jalan raya pada 1939 di daerah yang dulunya Kebon Jukut, sekarang daerah itu lebih dikenal dengan sebutan Viaduk.Pemerintah Kota Bandung membangun Cikapundung River Spot (CRS) pada 2015 di area Jalan Dr Ir Sukarno dan Teras Cikapundung bekerja sama dengan komunitas dan masyarakat dalam Cikapundung Rehabilitation Program. Di CRS, warga dapat menggelar aneka pergelaran, pameran, serta menyaksikan street show dan cosplay yang pas untuk swafoto. Teras Cikapundung dekat hutan Babakan Siliwangi, bahkan telah menjadi salah satu tujuan wisata di Kota Bandung, dengan fasilitas taman, jembatan, arung jeram, dan tubing. (E Saepuloh/Periset PR)
Taman Teras Cikapundung juga memiliki fasiitas yang cukup lengkap, seperti tempat ibadah, toilet umum dan lahan parkir kendaraan. Ketika Anda pertama kali berkunjung ketempat ini, Anda akan di suguhkan dengan pemandangan amphitheater, jembatan merah, tiga kolam air mancur dan juga air mancur musik. Air mancur musik biasa dinyalakan sehari dua kali yaitu pada jam 4 sore dan 8 malam, masing-masing selama 20 menit. Di sekitar kolam air mancur terdapat sebuah tembok mural dan patung yang membuat Taman Teras Cikapundung semakin terlihat hidup.
TeCi terbuka untuk umum dengan jam operasional, Senin-Kamis Pukul 10.00-20.00 WIB Jum’at – Tutup Sabtu- Minggu Pukul 06.00 – 20.00 WIB Jadwal Air Mancur Mulai pukul 17.00-20.00 WIB * dengan interval 1 jam Syarat Rafting -Tidak memiliki phobia terhadap sungai, atau arus air, dan kedalaman air -Tidak memiliki riwayat epilepsi -Mendonasikan dana Rp. 10.000 (dewasa), dan Rp. 5.000 (anak) *Donasi digunakan untuk bebersih sungai & pemeliharaan fasilitas di Teras Cikapundung Syarat Umum -Pengunjung WAJIB membawa kantong sampah, karena di TeCi tidak disediakan tempat sampah.
Teras Cikapundung
Amphiteater
Tempat untuk menonton bersama di teras cikapundung.
Air Mancur
Spot yang menawarkan sisi eksotis dan romantisme malam kota bandung.
Kolam Ikan
Kolam yang berisi beragam ikan khas sungai Cikapundung.
Jembatan Merah
Ciri khas utama Teras Cikapundung yang menjadi daya tarik pengunjung.
Rafting
Memanfaatkan derasnya aliran sungai Cikapundung.
Acara
teras cikapundung sering mengadakan acara music dan pagelaran sunda.